saya tak rasis tapi cerita saya rasis ke ?

Disebabkan banyak suratkhabar bercuti Krismas, maka kawan saya tak ada pilihan. Harakah menjadi pilihan. Saya memang tak pernah baca suratkhabar Harakah. Entah kenapa, hari ini tergerak hati nak membelek cerita. Mana tahu, kalau isi kandungannya lain dari yang lain. Tapi bila dah puas belek, rupanya tak ada cerita lain. Dari atas sampai bawah. Dari depan sampai belakang. Mengutuk sesaja. Pening kepala!

Saya rujuk pada peribahasa; Mengata dulang paku serpih, mengata orang dia yang lebih. Peribahasa ini mengingatkan saya juga tentang rakan sepejabat yang berbangsa Cina. Dia pernah berbual kosong dengan saya tentang satu isu; Saya memang totally under-estimate bangsa Melayu. Tak efisien. Banyak kerenah. Tengok saja macam mana orang kerajaan berkhidmat untuk rakyat. Lambat. Lembab. Tak produktif. Beginilah. Pejabat saya memang majoriti orang Cina. Rasisme sangat kuat di sini. Orang Melayu Jangan bermimpi nak dapat pangkat eksekutif kalau tak dicampur-aduk dengan darah Cina. Apalagi kalau nakkan pangkat pengurus. Tapi bila dia bercerita tentang orang Melayu yang tidak produktif, saya berbalik pada sistem bekerja di sini. Dari sekecil-kecil urusan, prosedur yang perlu kami lalui tersangat remeh. Selagi tak cukup 10 tandatangan, selagi itu kerja tak akan berjalan. Kalau pengarah ke luar negara sebulan, maka urusan akan terbengkalai selama itu juga. Kalau tiada desakan, selagi itu urusan akan tersangkut. Bila ditanya, ada saja yang mereka minta; Hello! Mana signature bla-bla-bla? You kena minta signature bla-bla-bla dulu then baru kita proses. Bla-bla-bla-bla.

Lumrah manusia, suka sangat hidup bersistem remeh dan penuh dengan kerenah birokrasi. Kalau sendiri punya sistem pun hancur, janganlah kutuk sistem orang lain.  Kesimpulannya? Melayu, Cina dan India, semuanya sama saja. Daaa~